Sabtu, 05 Oktober 2013

Mengenal Processor / CPU Pada Android





Performa sebuah smartphone sejatinya ditentukan dari processor yang terdapat pada perangkat tersebut, tidak terkecuali android. Peran processor begitu krusial, karena fungsinya sebagai pengendali jalannya sistem dalam sebuah smartphone. Mari kita berbagi dan mengenal processor pada android.

Saat ini jenis processor yang beredar di pasaran beraneka ragam dirilis oleh berbagai produsen dengan variasi bentuk, ukuran, kecepatan dan kapasitas. Pada artikel sebelumnya, tips droid telah membahas perbedaan antara single core dan multi core pada android

Seiring dengan meningkatnya pengguna smartphone android, telah memicu permintaan akan processor. Menurut data dari strategic analystic, permintaan chipset smartphone semakin meningkat pesat.

Jumat, 30 Agustus 2013

IPv6 dynamic routing dan tunneling

Gambar konfigurasi yang digunakan adalah :

IPv6 Routing - OSPFv3

Lab 4 - IPv6 ROuting - OSPFv3

Topologi yang digunakan, masih menggunakan topologi yang sama dengan lab IPV6 routing RIPnG yaitu sbb :

 

Konfigurasi R1 :


interface Loopback0
 ipv6 address 1::1/128
 ipv6 ospf 1 area 0
!
interface Serial0/0
 ipv6 address 12::1/126
 ipv6 ospf 1 area 0
!
ipv6 router ospf 1
 router-id 1.1.1.1
 log-adjacency-changes

Subnetting

Subnetting merupakan teknik memecah network menjadi beberapa subnetwork yang lebih kecil. Subnetting hanya dapat dilakukan pada IP addres kelas A, IP Address kelas B dan IP Address kelas C. Dengan subnetting akan menciptakan beberapa network tambahan, tetapi mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap network tersebut.
Beberapa alasan mengapa kita perlu melakukan subnetting, diantaranya adalah sebagai berikut:
  1. Untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan supaya bisa memaksimalkan penggunaan IP Address
  2. Mengatasi masalah perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan daam suatu network, karena Router IP hanya dapat mengintegrasikan berbagai network dengan media fisik yang berbeda jika setiap network memiliki address network yang unik.
  3. Meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti akibat terlalu banyaknya host dalam suatu network.

Sabtu, 24 Agustus 2013

Pendekatan sistem sebagai cara berfikir (system approach as a way of thingking)


Dalam upaya mengidentifikasi perkembangan kemampuan berfikir matematik siswa, Shafer dan Foster (Izzati,2010), mengajukan tiga tingkatan berfikir matematik yaitu tingkat reproduksi, koneksi dan analisis. Tingkatan reproduksi merupakan tingkatan berfikir paling rendah, sementara analisis adalah tingkatan berfikir yang paling tinggi. Berikut adalah komponen-komponen dari masing-masing tingkatan berfikir tersebut





    Tingkat  I Reproduksi ( Low order thinking)

a.    Mengetahui fakta dasar

b.    Menerapkan algoritma standar

c.    Mengembangkan keterampilan teknis


 Tingkat II Koneksi (middle order thinking)

a.    Mengintegrasikan informasi

b.    Membuat koneksi dalam dan antar domain matematika

c.    Menetapkan  rumus (tools) yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah

d.    Memecahkan masalah tidak rutin


    Tingkat III Analisis (high order thinking)

a.    Matematisasi situasi

b.    Melakukan analisis

c.    Melakukan interpretasi

d.    Mengembangkan model dan strategi sendiri

e.    Mengembangkan argumen matematika

f.     Membuat generalisasi



Pendekatan sistem

-          Konsep sistem berguna sebagai suatu cara berpikir atau suatu kerangka analisa, yang dapat memberikan pengertian yang lebih mendasar mengenai prilaku dari suatu sistem dalam mencapai tujuannya.

-          Kelemahan pendekatan sistem diantaranya yang perlu di cermati adalah kompleksitas analisa. Karena kadangkqala pendekatan sistem dapat menimbulkanconfusion, karena keterbatasan kemampuan seseorang.